Virus Corona Bayangi Pergerakan IHSG
digtara.com | JAKARTA – Memang sejak awal 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus melemah di mana perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (28/2) lalu.
Baca Juga:
IHSG ditutup turun 1,50% ke level 5.452,70. Sementara itu, secara year to date (ytd), IHSG telah merosot 13,44%.
Sejumlah analis menyatakan, penyebaran virus corona yang kian meluas menjadi sentimen yang mendominasi pelemahan IHSG tersebut.
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani melihat, merebaknya virus ini masih akan menjadi sentimen pergerakan IHSG ke depannya.
“Kalau makin menyebar, ada potensi terjadi pelemahan lanjutan. IHSG juga akan terpengaruh dari foreign flow, apakah akan terus terjadi net sell atau tidak,” kata Hendriko.
Sebagai informasi, secara ytd, investor asing mencatatkan jual bersih Rp 4,74 triliun di seluruh pasar.
Meskipun begitu, untuk perdagangan Senin (2/3), Hendriko memprediksi adanya potensi rebound teknikal untuk menutup celah pelemahan. Ia memperkirakan, IHSG pada akan bergerak di kisaran resistance 5.526-5.535.
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee juga melihat adanya potensi IHSG mengalami penguatan di perdagangan Senin (2/3).
Hans memprediksi, IHSG akan bergerak dengan support di level 5.400-5.288 dan resistance di level 5.500-5.600.
“Pelaku pasar kami sarankan tidak perlu terlalu panik karena sebenarnya yang sembuh dari virus corona lebih banyak dibandingkan yang meninggal dunia,” kata dia.
Menurut Hans, dampak ekonomi virus corona pasti ada, tetapi kekhawatiran berlebih yang menyebabkan tekanan besar pada perekonomian dan pasar keuangan.
Untuk itu, ia menyarankan, investor yang memiliki horizon waktu lebih dari dua tahun untuk mulai cicil beli saham-saham berfundamental bagus. Alasannya, ini adalah momen yang tepat karena harga saham-sahamnya sudah tergolong murah.
“Peluang selalu datang dari koreksi tajam di pasar akibat ketakutan dan kekhawatiran berlebih,” ucap dia.