Sentimen Eksternal Pemicu Rupiah Melemah
digtara.com | JAKARTA – Mata uang Garuda diprediksi masih akan tertekan pada pekan depan setelah melemah dalam sepekan ini.
Baca Juga:
Kurs Rupiah di perdagangan Jumat (21/2), rupiah spot melemah 0,07% ke Rp 13.760 per dolar Amerika Serikat (AS). Dalam sepekan, rupiah melemah 0,49%.
Tren negatif juga dialami rupiah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Jisdor melemah 0,31% ke Rp 13.777 per dolar AS kemarin. Sepekan, kurs tengah BI melemah 0,51%.
Analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan melihat sentimen eksternal masih punya peran besar dalam pergerakan rupiah. Virus corona dinilai masih akan menjadi sentimen utama yang menekan rupiah pada pekan depan.
“Jika tidak ada kabar positif dari persebaran virus corona, maka kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global akan semakin menjadi. Sehingga aset safe haven pasti akan lebih dijadikan pilihan oleh pelaku pasar,†terang Yudi.
Sementara dari dalam negeri, Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana melihat imbas pemotongan suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 25 basis poin akan terasa pada pekan depan. Pergerakan yield surat utang negara (SUN) dan US Treasury juga akan punya pengaruh pada pergerakan harga rupiah.
“Selain itu, outlook ekonomi AS oleh The Fed yang akan berlangsung pada 25 Februari mendatang, sepertinya juga akan memberikan sentimen bagi pasar. Pergerakan dolar AS inilah yang punya pengaruh besar terhadap pergerakan rupiah pada pekan depan,†ujar Fikri.
Fikri melihat volatilitas rupiah yang sepertinya akan cukup lebar pada pekan depan. Dia memproyeksikan rupiah akan bergerak di rentang Rp 13.710 per dolar AS-Rp 13.850 per dolar AS dengan kecenderungan melemah.
Setali tiga uang, Yudi juga memperkirakan rupiah masih akan melemah pada pekan depan dan berada di rentang Rp 13.650 per dolar AS- Rp 13.840 per dolar AS.