Semester I-2020, Realisasi Ekspor Komoditi Teh Sumatera Utara Capai 461 Ton
digtara.com – Realisasi ekspor komoditi teh (camellia sinensis) Sumatera Utara hingga semester I-2020 telah mencapai 461 ton.
Baca Juga:
Kepala Karantina Pertanian Belawan, Hasrul, mengatakan, 9 negara tujuan ekspor itu adalah Malaysia, Taiwan, Thailand dan Vietnam. Lalu Brunai Darussalam, Pakistan, Jerman, Cina dan Iran,” kata Hasrul dalam keterangan tertulisnya, Selasa (7/7/2020).
“Total nilai ekspornya mencapai Rp10,4 miliar ke ke 9 negara tujuan,†sebut Hasrul.
Hasrul menjelaskan, selama semester I-2020 ekspor teh yang dilalulintaskan dari pelabuhan Belawan telah dilakukan sebanyak 26 kali pengiriman.
“Ini sudah mencapai 39% dari total ekspor teh Sumatra Utara di tahun 2019 yang mencapai 1.196 ton,†paparnya.
Sebelumnya Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menargetkan hingga tahun 2024 ada lompatan ekspor komoditas pertanian hingga tiga kali lipat. Lompatan itu dirancang lewat program gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks).
Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, sebagai penanggungjawab program Gratieks telah menginstruksikan kepada seluruh unit pelaksana teknis karantina di seluruh Indonesia untuk melakukan sinergisitas dan pendampingan teknis kepada para pelaku ekspor di seluruh Inonesia agar dapat mencapai target Gratieks.
Pendampingan Teknis…
PENDAMPINGAN TEKNIS
Menjalankan kebijakan tersebut, Hasrul melakukan kunjungan ke kebun Bah Butong yang merupakan perkebunan teh dibawah pengelolaan PTPN IV yang menjadi produsen ekspor teh di Sumatera Utara.
Kebun Bah Butong memiliki 6.368,25 hektar yang ditanamai teh varietas Ortodok yang tahan terhadap penyakit cacar daun teh Hemileia vastatrix.
Menurut manajer kebun Bah Butong, Win Dwiputra, hasil dari kebun teh Bah Butong Sidamanik memiliki 14 macam bentuk produk teh unggulan ekspor. Produk unggulan ekspor tersebut adalah Broken Oranye Peko (BOP) dan Broken Fanning Peko (BFP). Lalu Broken Tea (BT), Peko Fanning (PF), Dust I, Broken Peko (BP) BOPF, PF II dan Fann II. Kemudian BP II, BT II, Dust II, Dust III, Dust IV. Pengelompokan ini dilakukan berdasarkan tingkat kehalusan serbuk teh yang di produksi, aroma serta rasa teh.
Dalam kunjungan tersebut Hasrul melakukan sosialisasi Gratieks dan melakukan pendampingan teknis untuk memenuhi standar persyaratan karantina agar lolos di negara tujuan ekspor.
“Kami berikan pendampingan bagaimana proses mitigasi Organisme Pengganggu Tumbuhan pada tempat produksi dan kemasan teh sehingga dapat memiliki sanitasi yang baik,†ujarnya.
Teh adalah produk ekspor yang mendunia. Masih banyak peluang ekspor yang dapat dimasuki oleh teh Indonesia.
“Kami berharap dengan adanya pendampingan ekspor secara langsung dari unit pelaksana teknis karantina di seluruh Indonesia, akan semakin banyak peningkatan volume ekspor teh Indonesia,â€tutup Jamil.
[AS]
https://www.youtube.com/watch?v=xCgDg1HWWYw
Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube Digtara TV. Jangan lupa, like comment and Subscribe.
Semester I-2020, Realisasi Ekspor Komoditi Teh Sumatera Utara Capai 461 Ton