Jumat, 29 Maret 2024

Proyek Kereta Trans Sumatera Terkendala Okupansi

- Minggu, 05 Januari 2020 12:15 WIB
Proyek Kereta Trans Sumatera Terkendala Okupansi

digtara.com | MEDAN – Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi menyebutkan, proyek ambisius Jalur Kereta Api Trans Sumatera, belum bisa terealisasi dalam waktu dekat.

Baca Juga:

Itu dikatakan Menteri Budi saat meninjau operasional Jalur Layang Kereta Api di Stasiun Besar Medan pada Sabtu kemarin.

Menteri Budi menyebutkan, belum terealisasinya proyek ambisius itu lantaran okupansi kereta api di Sumatera yang belum maksimal.

Saat ini, sebut Budi, pembangunan jalur kereta api tengah difokuskan di dua daerah dengan tingkat okupansi yang relatif tinggi di Sumatera. Yakni di Sumatera Utara dan Sumatera Selatan.

“Oh ya memang Trans Sumatera kita lihat ya yang paling dibutuhkan itu di daerah Sumatera Utara dan Sumatera Selatan. Jadi itu dulu kita fokuskan, karena okupasinya belum maksimal. Jika jumlah penumpang dan tingkat kebutuhan kereta api di Sumut dan Sumsel sudah baik, barulah lintasan di daerah lain akan dibangun,”sebut Budi seperti dilansir Merdeka, Minggu (5/1/2020).

Khusus di Sumut, pada tahun ini hanya akan dilaksanakan peningkatan kualitas lintasan kereta api, yakni jalur Ke Pematang Siantar.

“Kita lakukan peningkatan, kalau sekarang ini ke Siantar itu kan kualitasnya kurang baik ya jadi kita lakukan peningkatan supaya jalan yang lebih bagus. Kalau nanti bagus itu, dari Kualanamu ke Siantar cuma 2 jam, kalau sekarang mungkin 3-4 jam,” bebernya.

Sementara untuk pembangunan atau pengaktifan jalur lama juga masih harus dipelajari. Jalur KA Binjai-Besitang, salah satunya.

“Kita lihat kapasitasnya seperti apa, karena kita kalau membangun itu harus ada suatu survei bawa utilitisasi itu maksimal, ya jadi kita akan lakukan bertahap,” sambungnya.

Kemenhub juga masih mempelajari dan mengobservasi pengaktifan kembali jalur kereta api Pancur Batu-Medan dan Deli Tua-Medan. Seperti juga Binjai-Besitang, jalur ini sebelumnya juga telah ada sejak zaman Belanda.

Peningkatan jumlah penduduk di wilayah sekitar Deli Tua dan Pancur Batu, yang umumnya pekerja di Kota Medan, membuat jalur kereta api dapat menjadi solusi. Pengaktifan kembali jalur ini diperkirakan dapat mengurangi pergeseran kendaraan pribadi yang kerap memicu kemacetan.

JALUR LAYANG JADI BACKBONE

Menhub memberikan ucapan selamat kepada Kota Medan atas pengoperasian jalur layang kereta api bandara. Lintasan ganda sepanjang 10 Km itu diharapkan dapat menjadi tulang belakang lalu lintas di kota ini.

“Apa yang namanya backbone? Ini menjadi satu sarana utama, bagaimana nanti antarmoda (transportasi) bisa dilakukan di sini (Stasiun Besar) dan di stasiun yang lain-lain,” sebut Budi.

Kemenhub saat ini masih mempelajari pengembangan jalur layang kereta itu. “Kita ingin menginventarisasi kira-kira kereta layang ini diteruskan ke mana ya… Binjai, Deli (Tua), (Pancur) Batu dan sebagainya, itu menjadi 1 rekomendasi yang kita akan buat sebagai suatu anker (angkutan kereta) dari angkutan massal kota Medan,” ucapnya.

Kemenhub juga masih melakukan diskusi untuk mempelajari opsi pemanfaatan jalur layang bagi kereta jarak jauh dan kereta barang. Saat ini, jalur itu hanya digunakan kereta bandara, sementara kereta lain masih menggunakan jalur lama, yakni satu jalur di bawah jalur layang.

Penggunaan jalur lama berimbas pada tidak dapat dihilangkannya sejumlah perlintasan sebidang di Kota Medan. Padahal pada awal pembangunannya, jalur layang itu diharapkan dapat meniadakan belasan perlintasan sebidang.

“Nakanya diskusi ini saya harapkan masukan masukan dari masyarakat para ahli untuk program peningkatan,” ucap Budi.

Mengenai peresmian operasional jalur layang kereta bandara ini, Menhub sudah mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo. “Kita harapkan bulan Januari, Februari beliau datang untuk meresmikan,” tuturnya.

Budi berharap warga Medan untuk menggunakan kereta bandara dengan baik. Penggunaan fasilitas itu diharapkan dapat mengurangi angkutan pribadi. “Ya supaya Medan ini enggak macet. Kalau semua ke bandara menggunakan ini maka kemacetan ini akan berkurang,” ajaknya.

Jalur layang kereta Bandara Medan-Kualanamu ini dioperasikan sejak Minggu (1/12). Lintasan baru ini memangkas waktu tempuh Medan-Bandara Kualanamu dari 31 menit menjadi 28 menit. Semakin pendeknya waktu tempuh itu karena jalur layang itu menggunakan lintasan ganda, sehingga tidak ada lagi waktu tunggu di stasiun. Sejumlah perlintasan sebidang pun tidak dilewati lagi.

[AS]

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru