Jumat, 19 April 2024

Penurunan Jumlah Hewan Kurban Bukti Perekonomian Sumut Masih Lesu

- Sabtu, 01 Agustus 2020 11:02 WIB
Penurunan Jumlah Hewan Kurban Bukti Perekonomian Sumut Masih Lesu

digtara.com – Jumlah hewan kurban yang disembelih di sejumlah daerah di Sumatera Utara mengalami penurunan secara cukup signifikan. Ini menjadi salah satu indikator yang menggambarkan masih lesunya kegiatan perekonomian masyarakat.

Baca Juga:

Pengamat Ekonomi, Gunawan Benjamin menyebutkan, dari survei yang pihaknya lakukan, terjadi penurnuan kegiatan penyembelihan hewan ternak mencapai 80 persen pada jelang dan pada perayaan Idul Adha 1441 Hijriah saat ini.

“Yang paling merasakan langsung adalah peternak. Dimana kondisi penjualan ternak mereka mengalami penurunan. Bahkan selama masa pandemi covid 19, dimulai bulan maret, beberapa peternak mengeluhkan penjualan kambing untuk aqiqah yang turun, yang mencapai 80%-an,” sebut Gunawan, Sabtu (1/8/2020).

“Penjualan kambing aqiqah selama pandemi hanya bisa menjual 1 atau 2 ekor per bulannya. Padahal biasanya mencapai 3 ekor per minggu. Hal yang sama juga terjadi pada rumah potong hewan. Dimana aktifitas pemotongan hewan turun 60% hingga 80% selama pandemi,” tambahnya.

Masyarakat kelas ekonomi menengah ke atas, sebut Gunawan, di masa sekarang pun menahan belanjanya. Padahal bulan Juli 2020 lalu merupakan bulan kenaikan kelas ataupun tahun ajaran baru yang biasanya kerap menjadi salah satu motor penggerak ekonomi nasional.

“Namun tahun ini memang berbeda dari tahun sebelumnya,” tukasnya.

 

Diselamatkan Harga…

DISELAMAT HARGA CPO

Meksipun Sumatera Utara pada umumnya tidak seketat wilayah lain dalam pemberlakukan PSBB, kata Gunawan, namun dampak dari pandemi covid 19 ini masih begitu terasa memperlambat perputaran roda perekonomian. Perekonomian Sumatera Utara masih diselamatkan oleh harga komoditi CPO yang justru sempat meroket dikisaran 2.700 ringgit per ton, setelah China mengumumkan keluar dari resesi. Karena China menjadi salah satu konsumen CPO terbesar dunia.

“Saat ini sejumlah negara besar (selain china) tengah lain masuk jurang resesi. Bayang resesi negara lain ini tidak bisa diabaikan. Akan tetap mempengaruhi ekonomi kita semua yang ada di Sumut. Sekalipun saya melihat Sumut berpeluang mampu keluar dari resesi nantinya. Akan tetapi, kondisi ini belum final, kita juga harus bersiap dengan kondisi terburuk yang mungkin terjadi,” tukasnya.

Dan meskipun saya optimis, tetapi belanja masyarakat Sumut belakangan masih lesu. Laju tekanan inflasi terlihat melandai dan cenderung bergerak turun. Aktifitas belanja masyarakat di pasar tradisional sekalipun ramai, namun pedagang justru masih mengeluhkan penurunan omset penjualan.

“Ini menunjukan bahwa konsumsi masyarakat pada umumnya masih bermasalah,” tandasnya.

[AS]

 

https://www.youtube.com/watch?v=o-C73tqFN9I

 

Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel YoutubeDigtara TV. Jangan lupa, like comment and Subscribe.

 

Penurunan Jumlah Hewan Kurban Bukti Perekonomian Sumut Masih Lesu

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru