Pengumuman Menteri Gagal Dongkrak Laju IHSG
digtara.com | MEDAN – Pengumuman dan Pelantikan para menteri kabinet Indonesia Maju Periode 2019-2024, tampaknya kurang menggairahkan pelaku pasar dan investor. Hal ini terlihat oleh penguatan IHSG yang hanya naik 0,519% ke level 6.257.
Baca Juga:
Bahkan IHSG di awal perdagangan dibuka melemah dilevel 6.224. Sektor Agri dan pertambangan menjadi sektor yang paling menguat dengan masing-masing penguatan 1,17%. Disusul penguatan sektor property dan keuangan yakni naik 0,7%, sementara itu saham sektor konsumer justru turun 0,5% dan sisanya manufaktur dan infrastruktur bergerak stabil.
Menurut pengamat pasar modal, Gunawan Benjamin, Jokowi Effect tidak memberikan perubahan yang signifikan pada pergerakan IHSG kali ini. Adanya profit taking dimana investor telah memprediksi bakal calon menteri selanjutnya membuat saham-saham di BEI kurang bertenaga.
“Namun demikian ke depannya peluang penguatan IHSG tidak menutup kemungkinan dengan adanya kabinet Menteri yang baru periode 5 tahun kedepan. Pasalnya target yang dipatok Presiden Jokowi terkait ekonomi Indonesia ke depannya cukup lah tinggi. Sehingga kabinet Menteri yang baru dituntut untuk bekerja lebih maksimal agar realisasi kinerja menacapai target yang dipatokkan tersebut,”sebut Gunawan.
Gunawan lebih lanjut menyebutkan, dengan target Produk Domestik Bruto Indonesia mencapai USD7 Triliun ditahun 2045, serta target jangka panjang untuk masuk 5 besar ekonomi dunia, maka pemerintahan Jokowi butuh langkah-langkah strategis untuk mendorong perekonomian dalam negeri.
“Bukan tidak mungkin. Dengan kerja-kerja strategis saya pikir target itu bukan impian semata,”tukasnya.
Disisi lain, nilai tukar Rupiah berbalik arah terhadap dolar AS. Rupiah ditutup turun 0,39% atau berada di kisaran level Rp14.090. pelemahan Rupiah kali ini disinyalir oleh adanya aksi profit taking ditengah pengumuman kabinet Menteri yang baru saja dilantik serta penguatan Rupiah yang sudah terjadi dalam beberapa hari terakhir.
“Diharapkan kedepannya sinergitas antara pemerintah dan lembaga keuangan semakin baik sehingga tercipta kolaborasi dan kerjasama bagi semua pihak dapat saling menguntungkan,”pungkasnya.
[AS]