OPEC Rem Produksi, Harga Minyak Indonesia Melonjak
digtara.com – Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) Agustus 2020 naik menjadi USD 41,63 per barel, hal ini ditengarai oleh pemotongan produksi negara eksportir minyak atau Opec. OPEC Rem Produksi, Harga Minyak Indonesia Melonjak
Baca Juga:
Dikutip dari situs Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian ESDM, Sabtu, di Jakarta, Sabtu (5/9/2020). Perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada bulan Agustus 2020 dibandingkan Juli 2020 mengalami peningkatan, termasuk ICP.
Berdasarkan perhitungan Formula ICP, rata-rata ICP minyak mentah Indonesia pada Agustus 2020 mencapai USD 41,63 per barel, naik USD 0,99 per barel dari USD 40,64 per barel pada bulan sebelumnya.
Peningkatan juga dialami ICP SLC yang naik sebesar USD 0,99 per barel dari USD 42,23 per barel menjadi USD 43,22 per barel.
Beberapa faktor yang mendukung peningkatan harga minyak mentah utama di pasar internasional, antara lain tingkat kepatuhan Opec terhadap kesepakatan pemotongan produksi yang mencapai 95 persen dan rencana pemotongan produksi beberapa negara Opec pada Agustus dan September 2020 sebagai kompensasi atas kelebihan produksi di bulan Mei – Juli 2020.
Faktor lainnya penyebab kenaikan harga minyak berdasarkan laporan Energy Information Administration (EIA), penurunan stok minyak mentah dan gasoline AS pada Agustus 2020 dibandingkan Juli 2020, sebagai berikut, Stok minyak mentah AS turun sebesar 10,8 juta barel menjadi sebesar 507,8 juta barel.Stok produk gasoline atau bensin AS turun sebesar 8,6 juta barel menjadi sebesar 239,2 juta barel.
Antisipasi atas Badai Tropis Marco dan Laura menghentikan 84 persen dari produksi minyak di US Gulf 1,56 juta barel per hari pada akhir Agustus 2020, sehingga menurunkan pasokan minyak mentah AS, juga mempengaruhi kenaikan harga minyak.
Kenaikan harga minyak juga dipengaruhi oleh meredanya ketegangan perang dagang antara AS-China, yang ditandai dengan rencana China untuk mengimpor minyak mentah AS sebesar 20 juta barel di bulan Agustus dan September 2020 sebagai bagian dari kesepakatan dagang fase 1, serta respon positif pasar atas pengembangan vaksin Covid-19.
Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh meningkatnya GDP China di triwulan II 2020 sebesar 3,2 persen dibandingkan di kuartal I 2020 yang menandai pemulihan pertama dalam ekonomi dunia sejak adanya pandemi Covid-19.