Kamis, 18 April 2024

Inflasi akan Membantu Penguatan IHSG

- Senin, 03 Februari 2020 00:20 WIB
Inflasi akan Membantu Penguatan IHSG

digtara.com | JAKARTA – Akhir pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1,94% ke level 5.940,048. Pelemahan ini menambah rapor merah IHSG yang telah terkoreksi 4,87% dalam perdagangan sepekan.

Baca Juga:

Menurut Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai, ada beberapa sentimen yang memberatkan langkah IHSG dalam sepekan, seperti merebaknya virus corona yang kini mendapat status darurat dari Badan Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO).

Selain itu, ada juga pemblokiran ratusan rekening efek atas penyelidikan kasus Jiwasraya dan Asabri.

Prediksi di perdagangan Senin (3/2/2010), Herditya menyebut, belum ada katalis positif yang mampu menggerakkan IHSG. Namun, penantian data inflasi dirilis di awal pekan bisa jadi tumpuan bagi pergerakan IHSG di awal pekan.

“Inflasi stabil, dimungkinkan akan membantu penguatan IHSG,” terang Herditya.

Sementara dari sisi global, dia menyebut, belum ada sentimen positif yang secara signifikan mampu menggerakkan indeks dalam negeri untuk menguat.

Senada, Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya bilang, pola pergerakan IHSG awal Februari 2020 masih akan dipengaruhi oleh rilis data inflasi yang diperkirakan berada dalam kondisi terkendali.

Sementara itu, capital inflow yang masih tercatat secara year-to-date (ytd) menunjukkan bahwa IHSG masih menjadi salah satu tujuan investasi dari investor baik dari dalam maupun luar negeri.

Kedua analis sepakat bahwa IHSG bakal kembali di atas level 6.000. William memproyeksikan IHSG akan berbalik menguat dengan rentang 5.889 – 6.123. Sementara Herditya memprediksikan, IHSG cenderung menguat terbatas pada perdagangan besok dengan kisaran 5.900 – 6.030

Lebih lanjut ia menambahkan, saat ini berat untuk IHSG bisa mencapai level 7.000. Adanya sentimen dari global seperti isu perang Amerika Serikat-Iran hingga penyebaran virus corona berdampak terhadap optimisme pasar.

Di tengah ketidakpastian pasar, ada beberapa sektor yang menarik untuk dilirik seperti saham dari sektor konsumer dan juga dari sektor telekomunikasi seperti saham Sarana Menara (TOWR), Tower Bersama Infrastructure (TBIG), dan PT Indosat Tbk (ISAT).

Selain itu, investor juga bisa mencermati beberapa saham dari sektor pertambangan seperti PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Medco Energi Tbk (MEDC). “Karena saham ini banyak melakukan aksi korporasi yang bisa meningkatkan pendapatan,” tambahnya.

Misal MEDC, perusahaan ini memutuskan untuk divestasi aset-aset yang dinilai kurang menguntungkan dan menggunakan dana dari hasil divestasi tersebut untuk mengembangkan aset lainnya.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru