IHSG Masih DIbayangi Keganasan Virus Corona
digtara.com | JAKARTA – Penutupan IHSG kemarin menjadi yang terendah sejak awal tahun. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah lagi. IHSG terkoreksi 98,21 poin atau 1,7% ke level 5.688.
Baca Juga:
Indeks sektor saham kompak berada di zona merah. Indeks sektor industri dasar dan kimia, manufaktur, serta aneka industri menjadi tiga sektor yang paling memberatkan IHSG, dengan koreksi masing-masing 4,32%, 2,58%, dan 2,34%.
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan, penyebaran virus corona yang sudah ke luar Benua Asia yakni ke Eropa dan Timur Tengah masih menjadi faktor pemberat yang paling dominan.
Sentimen lain yang turut menyeret IHSG adalah pernyataan Amerika Serikat (AS) yang mengeluarkan Indonesia dari daftar negara berkembang.
“Untuk hari ini masih ada potensi pelemahan ke level support di 5.620 hingga 5.625,” kata Hendriko.
Ia melanjutkan, rilis laporan keuangan dan pembagian deviden sebenarnya bisa menjadi katalis positif untuk pergerakan IHSG.
Akan tetapi, kalaupun IHSG menguat pergerakannya akan cenderung terbatas. IHSG masih perlu menguji beberapa resisten untuk kembali uptrend.
Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan juga memprediksi IHSG hari ini masih akan bergerak melemah di kisaran level Rp 5.650, dengan support dan resistance 5.600 hingga 5.750.
Pasar masih khawatir terhadap outlook ekonomi Indonesia di tengah peningkatan kasus virus corona di luar wilayah China. Selain itu, IHSG dibebani oleh aksi jual oleh investor asing yang terjadi sejak awal pekan.
Per Rabu (26/2) penjualan bersih asing tercatat Rp 1,75 triliun. Angka ini lebih besar dibandingkan net sell pada perdagangan Senin (24/2) dan Selasa (25/2) yang tercatat Rp 505,48 miliar dan Rp 846,53 miliar.
Investor disarankan untuk mewaspadai potensi aksi jual berkelanjutan. Khususnya pada saham-saham perbankan seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah yang sempat menguji level psikologis Rp 14.000 per dolar AS.
Jangan terlalu agresif dalam melakukan speculative buy pada saham-saham bluechip yang melemah signifikan.
“Antara lain TLKM, ASII, HMSP, PTPP, WSKT, dan WIKA. Tunggu adanya fase konsolidasi dalam melakukan aksi beli,” kata Valdy dalam riset yang diterima.