Jumat, 29 Maret 2024

Harga Minyak Anjlok Gegara Dolar AS dan Kebijakan Arab Saudi

Arie - Rabu, 08 September 2021 00:50 WIB
Harga Minyak Anjlok Gegara Dolar AS dan Kebijakan Arab Saudi

digtara.com – Harga minyak kembali tergelincir pada akhir perdagangan Selasaatau Rabu pagi (WIB), akibat tertekan nilai dolar AS dan kekhawatiran melemahnya permintaan di Amerika Serikat dan Asia.

Baca Juga:

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Oktober kehilangan 94 sen atau 1,4 persen, menjadi menetap di 68,35 dolar AS per barel dan menyentuh level terendah sesi di 67,64 dolar AS per barel.

Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November turun 53 sen atau 0,7 persen, menjadi ditutup pada 71,69 dolar AS per barel setelah jatuh 39 sen sehari sebelumnya.

Wakil presiden pasar minyak mentah di Mobius Risk Group, John Saucer menyebut, penguatan dolar dan langkah Arab Saudi pada Minggu (5/9) untuk memangkas harga jual resmi (OSP) Oktober menekan minyak mentah.

Baca: Harga Minyak Dunia Melesat, Kilang Minyak Meksiko Terbakar Jadi Pemicu

Baca Juga: Arab Saudi Perbolehkan Vaksin Sinovac, Jamaah Indonesia Ternyata Belum Bisa Umrah

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,32 persen menjadi 92,5126 pada akhir perdagangan Selasa (7/9/2021), menyusul kenaikan 0,2 persen di sesi sebelumnya. Dolar yang kuat membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

“Orang-orang membaca perubahan harga Saudi sebagai tanda memudarnya permintaan Asia dan skala pemotongan lebih besar dari yang diperkirakan,” kata Saucer, dikutip via Antara.

Baca: Harga Minyak Menguat Tipis, Sempat Melemah Awal Pekan Akibat Covid-19 Varian Delta

Arab Saudi memangkas harga untuk semua kadar minyak mentah yang dijual ke Asia setidaknya 1 dolar AS per barel.

Langkah tersebut, sebuah tanda bahwa konsumsi di wilayah pengimpor utama dunia tetap hangat, terjadi ketika penguncian di seluruh Asia untuk memerangi varian Delta dari virus corona telah mengaburkan prospek ekonomi.

Data yang dirilis pada Jumat (3/9) juga menunjukkan ekonomi AS pada Agustus menciptakan lapangan kerja paling sedikit dalam tujuh bulan, karena perekrutan di sektor pariwisata dan perhotelan terhenti di tengah kebangkitan infeksi COVID-19.

Namun, harga minyak mendapat dukungan dari indikator ekonomi China yang kuat dan berlanjutnya pemadaman pasokan AS akibat Badai Ida.

Impor minyak mentah China naik 8,0 persen pada Agustus dari bulan sebelumnya, data bea cukai menunjukkan, sementara ekonomi China mendapat dorongan karena ekspor secara tak terduga tumbuh lebih cepat pada Agustus.

Disclaimer: Artikel ini merupakan kerjasama digtara.com dengan suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggungjawab suara.com.

Harga Minyak Anjlok Gegara Dolar AS dan Kebijakan Arab Saudi

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Arie
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru