Siswa SMKN 3 Kupang Senang Bisa Belajar Tatap Muka

digtara.com – Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Kota Kupang sudah mulai menyelenggarakan belajar tatap muka sejak Senin (3/5/2021). Para siswa mengaku senang dengan kebijakan tersebut, meskipun mereka harus diatur menjalankan protokol kesehatan.

Baca Juga:

• Polisi Terima Dua Laporan Terkait Kasus Pembunuhan Mahasiswa Undana di Oesapa
• Ayah Biadab di Sidimpuan Tega Cabuli Anak Kandungnya Sendiri Berusia 3 Tahun
• Peduli Olah Raga, Jon Sujani Bagikan Bola Ke Tim Futsal di Sidimpuan

“Rasanya senang sekali bisa berjumpa dengan teman-teman di sekolah, ibu dan bapak guru. Belajar online rasanya sepi, lalu tugas banyak, kalo tatap muka lebih enak, soalnya sama-sama dengan teman dan bisa praktek lagi,” ungkap Reni Lulu Lena, siswi Kelas X Jurusan Busana 1, SMKN 3 Kupang, kemarin.

Reni berharap agar pandemi covid-19 asal Wuhan, China itu segera berakhir, sehingga semuanya kembali berjalan normal.

“Semoga virus corona cepat hilang sudah. Supaya bisa sekolah tatap muka terus,” harapnya.

Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Kupang, Jeni JP Bhasarie kepada wartawan, Senin (3/5/2021) menjelaskan, penerapan protokol kesehatan sangat ketat. Seluruh siswa sebelum masuk ke halaman sekolah diwajibkan mengetes suhu oleh satpam, mencuci tangan, memakai masker dan disediakan hand sanitizer di dalam kelas.

Selain itu, pihak sekolah membagi dua sesi sehingga ruangan tidak penuh oleh siswa.
“Kami punya tim gugus tugas covid-19 di sekolah-sekolah, sehingga seluruh pembina Osis dikerahkan untuk mengecek di setiap kelas. Jika ada siswa yang tidak taat protokol kesehatan, maka akan ditegur. Jadi protokol kesehatan itu diterapkan dari masuk pintu gerbang, kelas hingga pulang, seluruh kantin di depan sekolah tidak diperbolehkan jualan, agar siswa langsung pulang ke rumah masing-masing,” katanya.

Menurut Jeni Bhasarie, pihak sekolah juga membuat surat pernyataan yang ditandatangani diatas materai, bagi orang tua atau wali yang salah satu poinya menyatakan, di saat KBM berjalan dan siswa dinyatakan terpapar covid-19 maka menjadi tanggung jawab bersama yakni sekolah, orang tua maupun wali.

Setiap siswa sebelum masuk ke dalam kelas wajib menunjukkan surat pernyataan bermaterai, yang telah ditandatangani orang tua wali. Jika tidak menunjukkan maka akan disuruh pulang.

“Dengan surat pernyataan ini jika terjadi apa-apa, maka orang tua tidak menyalahkan sekolah saja, karena kita sudah ada komitmen bersama dengan surat pernyataan diatas materai 10.000. Orang tua menyetujui karena hampir semua orang tua menginginkan belajar tatap muka, karena kami sekolah kejuruan yang dituntut untuk lebih banyak praktek bukan teori,” ungkapnya.

Ia menambahkan, walaupun kegiatan belajar mengajar tatap muka dilaksanakan, namun jika terdapat orang tua siswa yang tidak menyetujui anaknya ke sekolah, maka pihaknya memberikan pelajaran melalui online. Karena semua guru diwajibkan membawa handphone ke dalam kelas.

Sebagai sekolah kejuruan, KBM tatap muka dinilai lebih efisien karena 80 persen pelajaran merupakan praktek. Bahkan siswa mengeluh mengenai belajar online yang cepat membuat mereka bosan.
“Ya kita kan sekolah kejuruan yang banyak praktek, jika belajar online terus menerus, maka siswa akan jenuh. Bahkan agar efesien, ada guru yang berkunjung ke rumah siswa untuk mengajar sambil praktek. Total seluruh siswa SMKN 3 Kupang adalah 1.740,” Jelas Jeni Bhasaria. (imanuel lodja)