Jumat, 29 Maret 2024

Kisah Pak Ginting dari Lahan PWI Sumut, Rawatlah Bumi Maka Alam Akan Sayang

- Jumat, 07 Januari 2022 05:01 WIB
Kisah Pak Ginting dari Lahan PWI Sumut, Rawatlah Bumi Maka Alam Akan Sayang

digtara.com Sinar matahari terasa menyengat walau cuaca agak mendung. Kicauan aneka burung saling sahut menyahut dari pepohonan. Terlihat sesekali berang-berang jenis mamalia karnivora keluar dari rerumputan. Binatang yang suka di air ini keberadaannya hampir langka karena menjadi incaran pemburu.

Baca Juga:

Dari kejauhan tampak sosok pria yang sedang memanggul alat semprot pertanian. Kulitnya hitam karena kerap “terbakar” matahari. Rambutnya agak keriting namun tampak gersang karena jarang tersentuh oleh minyak rambut. Pria berusia 55 tahun itu bernama Edison Ginting. Dia adalah sarjana pertanian dari salah satu perguruan tinggi swasta di Medan.

Pak Ginting, sapaan akrabnya menunjukkan keceriaan karena harga tomat pagi itu lumayan mahal. Tanaman tomat yang dijadikan taman sela cabai kerting tampak tumbuh subur. “Nanti kalau masa panen tomat berakhir, akan disambung panen cabai,” kata Pak Ginting saat ditemui penulis awal Januari 2022.

Baca : Agincourt Resources Tanam 3.500 Bibit Pohon

Pria yang pernah sukses sebagai pengusaha tekstil ini, mengembangkan ilmu pertaniannya di lahan milik Persatuan Waratawan Indonesia (PWI) Sumut di Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara. Lahan itu seluas 14,5 hakter dan baru 10 persen dibangun rumah anggota PWI. Selebihnya “terlantar” tumbuh pohon hutan kecil. Lahan-lahan yang belum dibangun itulah diusahai Pak Ginting untuk bercocok tanam sejak tahun 2010.

Pak Ginting mengubah semak belukar menjadi tanaman hijau yang dapat menopang ekonomi keluarga. Hamparan dipenuhi berbagai jenis sayuran, seperti kacang panjang, kacang tanah, bayam,sawi, tomat dan cabai. Sebenarnya tanaman utama adalah cabai, sedang sayur-sayuran dijadikan sebagai tanaman tumpang sari.

Yang menarik dalam usaha tani Pak Ginting ini adalah perinsip “tidak membunuh dan tidak membakar”. Tidak membunuh adalah membiarkan habitat lokal berkembang biak. Berbagai jenis burung bebas berkembang biak. Binatang karnivora Berang-berang, biawak juga dibiarkan. Bahkan hama tanamanpun tidak dibunuh. Tali air juga banyak ikan jenis gabus dan lele.

Baca : Pertanian Ramah Lingkungan Diinisiasi Pabrik Aqua di Langkat

“Tidak semua hama itu musuh bagi tanaman, cukup dikendalikan saja bukan dibunuh,” ujar Ginting. Sehingga pupuk dan pengendalian hama tidak menggunakan pestisida atau zat kimia.

Ular makanannya adalah tikus, maka tidak perlu membunuh tikus. Biawak memakan telur ular maka tidak harus membunuh biawak, dan seterusnya.

Menurut Pak Ginting, menggunakan bahan-bahan alami lebih hemat biaya produksi dan aman untuk di konsumsi. Semua pupuk adalah hasil permentasi dari mentimun, sari bengkuang, nenas, air kelapa dan air tebu. Sedang untuk mengusir hama menggunakan rebusan air jahe, tembakau, kunyit dan bawang putih.
Menarik bukan ? Konsep pertanian yang ramah lingkungan di tengah gencarnya penjualan pupuk dan pestisida berbahan kimia.

Lahan pertanian ini sebelum masa pandemi Covid-19 ramai dikunjungi kelompok tani dari berbagai daerah. Mereka ingin belajar ala pertanian yang dikembangkan Pak Ginting dengan konsep ramah lingkungan. Menjadi perhatian bagi kelompok tani adalah hasil produksi yang luar biasa. Pohon cabai jenis F1 yang ditanam Pak Ginting mampu memproduksi 2 kg perpohon. Rahasia ini yang ingin dicari para kelompok tani itu.

Saat ini Pak Ginting sedang mempersiapkan lahan untuk menanam 10 ribu pohon cabai. Jika satu pohon menghasilkan 2 kilogram maka panen yang didapat sebanyak 20 ton cabai satu kali masa panen. Potensi ini dihasilkan dari lahan terlantar.

Dalam pengolahan lahan juga memakai perinsip “merawat alam”. Pak Ginting tidak membakar pohon-pohon dan semak belukar yang dibabat. Semak belukarberupa ilalang dan jenis rerumputan lainnya setelah dibabat dimanfaatkan untuk melindungi pohon muda dari cahaya matari secara langsung. Potongan rumput dikumpulkan di bawah bibit yang baru ditanam.

Sedang kayu dan ranting dimanfaatkan untuk ajir (penyanggah) pohon dari terpaan angin. Sehingga tidak ada yang terbuang, semua bisa dimanfaatkan
Pengalaman Pak Ginting, 6 ribu batang pohon cabai sekali masa panen untung bersih setelah dipotong biaya produksi bisa mencapai Rp50 juta. Satu masa panen selama tiga bulan. Karenanya Pak Ginting yang bergelar insinyur itu memilih bertani ketimbang bekerja kantoran.

Dari hasil pertaniannya ini Pak Ginting bisa membangun rumah, dan membiayai kebutuhan hidup sehari-hari. Paling berharga dari bertani ini menurut Pak Ginting adalah “bahagia”. Tidak stress dan selalu belajar sabar.

“Bayangkan dari biji menjadi bakal pohon, hingga berbunga dan berbuah kita merawatnya tanpa ada rasa buruk sangka. Semua dikerjakan dengan ikhlas. Bahagian itu datang ketika musim panen tiba. Semua lelah terobati,” ujar Ginting.

Dalam keseharianya menanam dan merawat adalah tugas rutin yang dilakukan Pak Ginting. “Sayangilah bumi ini maka alam akan sayang sama kita,” ujar Pak Ginting.

Inilah ilmu yang bisa dipetik dari pengalaman Pak Ginting dalam merawat alam. Semoga bermanfaat. (Ditulis oleh Sugiatmo/wartawan digtara.com. Tulisan ini diikut sertakan lomba “Kompetisi Jurnalistik 2021 Tambang Emas Martabe”.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
:
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru