Jumat, 29 Maret 2024

Perang Narkoba Duterte Tewaskan lebih dari 5000 orang sejak 2016

Redaksi - Kamis, 20 Desember 2018 22:47 WIB
Perang Narkoba Duterte Tewaskan lebih dari 5000 orang sejak 2016

Digtara.com | MANILA – Lebih dari 5000 orang dikabarkan tewas dalam perang narkoba yang digencarkan presiden Flipina Rodrigo Duterte sejak ia mempin 2016 lalu

Baca Juga:

Hal tersebut diungkapkan Derrick Carreon, seorang juru bicara untuk lembaga penindak narkoba Filipina (PDEA).

“untuk jumlah resmi antara Juli 2016 dan akhir November tahun ini, sebanyak 5.050 nyawa hilang, sebagian besar di tangan polisi,” ucapnya.

Seperti yang dilansir dari The Guardian, perang terhadap narkoba merupakan titik fokus Duarte dalam menjalankan sistem pemerintahannya

Derrick Carreon mengatakan, jumlah korban resmi tersebut sangat jauh dari perkiraan yang disampaikan oleh kelompok-kelompok pemerhati hak asasi manusia, yang bervariasi dari 12.000 hingga 20.000 jiwa.

Sebelumnya, ketua komisi Hak Asasi Manusia (Komnas Ham) Fliphina Chito Gascon mengatakan jumlah korban meninggal bisa mencapai 27.000 jiwa. Namun, ia kesulitan untuk mendapatkan angka pastinya, karena pihak kepolisian tidak mau terbuka dalam catatan operasi anti-narkoba.

Ketua Komisi HAM Filipina, Chito Gascon, mengatakan jumlah korban tewas dalam perang narkoba Duterte bisa mencapai 27.000 jiwa. Sebab kata dia, pegiat HAM sulit untuk menyelidiki kematian itu karena polisi menahan catatan operasi anti-narkoba.

“Kami menjamin Anda bahwa polisi, PDEA dan semua lembaga penegak hukum memprioritaskan target bernilai tinggi,” katanya.

“Tetapi jangan dikatakan bahwa kegiatan narkoba ilegal di tingkat jalanan tidak boleh diabaikan. Mereka sama-sama sakit kepala dengan orang-orang di komunitas,” tegasnya.

Awalnya, banyak yang mendukung aksi Duturte tersebut, namun karena korban terus berjatuhan membuat masyarakat mulai mengkritik perang narkoba tersebut.

Bahkan, pengadilan pidana internasional sedang melakukan penyelidikan awal ke Duterte untuk menentukan apakah perang obat biusnya merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Carreon membela peningkatan jumlah korban tewas, dan mengatakan bahwa kehidupan polisi yang melakukan penggerebekan narkoba sering terancam.

“Secara alami, kekuatan sepadan harus dilaksanakan untuk mengusir ancaman,” ucapnya.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru