Jumat, 29 Maret 2024

Terseret Ombak saat Wisata, Pelajar SMP asal Kota Kupang Tewas di Pantai Kolbano

Imanuel Lodja - Minggu, 03 Juli 2022 16:35 WIB
Terseret Ombak saat Wisata, Pelajar SMP asal Kota Kupang Tewas di Pantai Kolbano

digtara.com – Seorang pelajar SMP asal Kota Kupang tewas setelah terseret ombak ketika berwisata, Minggu (3/7/2022).

Baca Juga:

Korban adalah Christian Galang Koten (13), pelajar SMP yang juga warga RT 33/RW 07, Kelurahan Oebobo, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang.

Korban ikut dengan rombongan kerabat rekannya yang berwisata ke pantai Fatu’un, Desa Spaha, Kecamatan Kolbano, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT.

Kapolsek Kolbano, Ipda Ahmad Zubaidah, SH yang dikonfirmasi Minggu (3/7/2022) membenarkan kejadian ini.

“Benar kalau pada Minggu siang, Kanit Reskrim Polsek Kolbano Aipda Godlif Nilla mendapat informasi via telefon dari Otniel Sinlae bahwa telah terjadi kasus orang terseret ombak di Pantai Fatu’un, desa Spaha, kecamatan Kolbano, Kabupaten TTS,” ujarnya.

Kanit Reskrim Polsek Kolbano Aipda Godlif Nilla, KSPK I Polsek Kolbano Bripka Burhan dan Banit Intelkam Polsek Kolbano Brigpol Dhohar Asgaf langsung menuju lokasi kejadian.

Diperoleh informasi kalau pada Minggu (3/7/2022) pagi, sekira pukul 07.00 wita korban bersama 7 orang lainnya datang ke Pantai Fatu’un untuk berwisata.

“Sekitar pukul 10.50 wita rombongan datang dan langsung bermain bola di pinggir laut Spaha,” ujar Kapolsek.

Pada pukul 11.30 wita, Ratna Tampubolon memanggil anak-anak yang bermain bola kaki termasuk korban untuk makan siang.

Selesai makan siang, anak-anak tersebut kembali bermain air laut.
Korban pada saat itu bermain air bersama dengan 4 orang temannya yakni Roni Gultom, Iwan Gutom, Bernard Gultom dan Ivam Afonsus Bairema.

Sekitar pukul 12.50 wita, korban dan temannya bermain air yang mengalir dari kali Spaha.
Pada saat bermain, arus kali/sungai Spaha membawa/menyeret korban.

Bertepatan dengan itu, ombak datang dan menyeret korban ke dalam laut Fatu’un.

Korban sempat berenang dan berusaha menyelamatkan diri sambil dibantu para warga sekitar menggunakan tali senar.
Namun karena ombak yang tinggi, masyarakat kesulitan menolong korban.

Korban juga sempat berusaha diselamatkan selama satu jam lebih.
Jelang sore hari, korban berhasil dievakuasi dan langsung dilarikan ke puskesmas Kolbano.

Polisi juga mendapat informasi kalau korban bermain air di muara sungai atau kaki Spaha sekitar pukul 11.30 Wita.

“Korban mulai terseret arus sungai dan digulung oleh ombak pantai Fatu’un sekitar pukul 12.50 Wita,” ujar Kapolsek.

Jarak titik korban bermain air ke bibir pantai sekitar 3 meter. Sementara jarak korban terseret ombak dan tenggelam sekitar 40 meter.

Korban ditemukan dan dievakuasi oleh petugas kepolisian dan dibantu masyarakat sekitar dari tempat tenggelam ke korban ditemukan 150 meter.

Pada saat korban ditemukan dan dievakuasi korban sempat dilakukan pertolongan pertama, namun tidak ada respon korban kemudian korban dibawa ke Puskesmas Kolbano yang berjarak kurang lebih 4 kilometer.

Petugas medis Puskesmas Kolbano, Noima Solle selaku kepala Puskesmas dan Bidan Gelora Sinaga serta perawat Trifania Bria melakukan visum luar.

“Pada bagian dagu korban terdapat luka gores dengan panjang 3,5 centimeter dengan lebar 0.2 centimeter,” ujar Kapolsek.

Ada pula luka lecet dan pecah dibibir bagian bawah tidak beraturan. telinga kiri mengeluarkan darah dan air dan mulut mengeluarkan banyak cairan.

Dari hasil visum et repertum luar yang dilakukan oleh tenaga medis Puskesmas Kolbano, korban meninggal akibat tenggelam.

“Pada tubuh korban tidak ditemukan tanda kekerasan dan pada mulut korban mengeluarkan banyak cairan,” tambah Kapolsek.

Polisi juga meminta keterangan dari sejumlah saksi seperti Humiras Gultom (61), Ratna Tampubolon (50), Roni Gultom (16), Iwan Gultom (13), Bernad Gultom (9), Ivan Alfonsus Bairema (14) dan Nelis Nifu (48).

Keluarga korban menerima kematian korban karena kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa dan menolak untuk dilakukan otopsi atau bedah mayat serta tidak akan melanjutkan ke proses hukum.

“Pihak keluarga menerima kematian korban dan bersedia memakamkan korban secara agama dan tata cara adat keluarga,” tandas Kapolsek Kolbano.

Pihak keluarga juga tidak akan melanjutkan ke proses hukum dan membuat pernyataan penolakan korban dilakukan otopsi atau bedah mayat.

“Murni akibat tenggelam karena terseret arus sungai kemudian korban digulung oleh besarnya ombak air laut hingga korban tenggelam,” tandas Kapolsek.

Kapolsek menjelaskan kalau pada saat sebelum kejadian, Humiras Gultom dan Ratna Tampubolon sempat menegur korban untuk tidak bermain air laut.

“korban sempat berenang berusaha menyelamatkan diri dengan dibantu masyarakat setempat, akan tetapi ombak terlalu besar. Proses menyelamatkan/evakuasi berlangsung selama 1 jam lebih,” urai Kapolsek.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Imanuel Lodja
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru