Rupiah Rontok Imbas Kontraksi Ekonomi Global dari IMF
digtara.com– Rupiah berbalik melemah karena pelaku pasar kembali mengkahwatirkan potensi perlambatan ekonomi dari penyebaran Covid-19.
Baca Juga:
Mengutip Bloomberg di pasar spot, Kamis (16/4), rupiah melemah 0,42% ke Rp 15.640 per dolar Amerika Serikat (AS).
Sementara, kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga mencatat rupiah melemah 0,51% ke Rp 15.787 per dolar AS.
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, pelaku pasar kembali khawatir setelah International Monetary Fund (IMF).
Memperkirakan ekonomi global akan berkontraksi 3% di tahun ini bila pembuat kebijakan gagal menangani virus corona.
Tidak sekedar prediksi, Alwi mengatakan kekhawatiran resesi mulai tercermin pada data ekonomi AS yang melemah.
Data penjualan ritel AS periode Maret terkoreksi lebih besar dari proyeksi, yaitu 8,7% secara bulanan.
“Kekhawatiran resesi tersebut akhirnya menyulut risk aversion dan membuat rupiah melemah,” kata Alwi.
Ekonom Bank Mandiri Reni Eka Puteri menambahkan kekhawatiran pelaku pasar juga tercermin dari pelemahan pasar saham hari ini.
“IHSG terkoreksi 3% ini mengindikasikan kepercayaan investor menurun di pasar domestik jadi faktor negatif pelemaan rupiah,” kata Reni.
Namun, Reni mengapresiasi berbagai kebijakan pemerintah dalam menjaga nilai tukar.
Menurut Reni, BI memiliki banyak amunisi kebijakan mulai dari quantitative easing, triple intervention, dan penurunan giro wajib minimum (GWM).
Alwi memproyeksikan perdagangan rupiah di Jumat (17/4) berpotensi menguat bila risk appetite kembali muncul saat bursa Eropa dan AS menguat.
Sentimen positif juga datang dari Eropa yang mulai meringankan implementasi lockdown karena jumlah pasien corona di sana mulai melandai.
Alwi memproyeksikan rupiah berpotensi menguat ke Rp 15.490 per dolar AS hingga Rp 15.780 per dolar AS pada hari ini.
Sementara, Reni memproyeksikan rupiah hari ini bergerak sideways di rentang Rp 15.400 per dolar AS hingga Rp 15.800 per dolar AS.