Refleksi Akhir Tahun 2021 Kepemimpinan Dolly Pasaribu, Tapsel Hanya Auto Pilot

digtara.com – Pembangunan Tapanuli Selatan sepertinya berjalan secara auto pilot. Sebagaimana disampaikan salah seorang tokoh dan politisi Tapsel, Borkat S.Sos yang juga Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tapanuli Selatan, Sabtu (18/12/2021).

Baca Juga:

• Tidak Hanya Rumah, Sijago Merah Juga Melahap Uang Rp.125 Juta Yang Disimpan Warga Tapsel
• Waduh! Oknum Caleg di Tapsel Belum Kembalikan Uang Modus Masukkan Honorer, ASN Akan Gugat
• Meriahkan Keceriaan Natal, PLTA Batangtoru Berbagi Kasih di 2 Kecamatan

Menurutnya, Dolly Pasaribu yang juga keponakan Bupati Tapanuli Selatan sebelumnya, hanya menjalankan apa yang di program oleh pamannya tersebut.

Hal itu terlihat dari Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) disusun pada tahun 2020.

Pada tahun 2022 sesuai dengan RPJMD 2021-2026 maka pada tahun 2022 terdapat fokus yang menitik beratkan peningkatan kualitas insfrastruktur, fasilitas umum yang diarahkan menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi.

Fasilitas infrastruktur dan umum menyerap tenaga buruh dari masyarakat pekerja harian untuk di bayar dari proyek-proyek harian insfrastruktur.

“Berdasarkan dokumen RPJMD yang memuat alokasi pendanaan indikatif tahunan maka terlihat Dinas Pendidikan sebesar 27 persen, dinas PUPR 15 persen, Dinas Kesehatan 13 Persen, inilah tiga OPD yang memiliki anggaran indikatif pendanaan tersebesar dari sekitar 33 OPD, dimana dianggaran diatas biaya operasional kepegawaian bukan hanya sekadar anggaran modal terhadap infrastruktur, ” kata Borkat S.Sos, yang juga ketua DPD PAN Tapsel.

Di masa pandemi, rakyat membutuhkan penempatan alokasi indikatif pendanaan pembangunan untuk menunjang percepatan re cover ekonomi secara ril. Namun alokasi anggaran untuk itu sangat minim.

Koperasi dan UMKM hanya memiliki 0,026 persen tidak sampai 0,1 persen dan sektor pertanian hanya memperoleh 3 persen serta ketahanan pangan sebesar 0,034 persen.

Secara keseluruhan 3 opd sektor ekonomi yang benar-benar bersentuhan dengan masyarakat hanya sekitar lebih kurang 3 persen.

“Dari pemaparan diatas sesungguhnya begitu banyak pertanyaan apalagi dikaitkan dengan era Ppandemi dimana masyarakat sangat membutuhkan sentuhan langsung, bantuan pertanian, bantuan pemodalan UMKM akibat pemerosotan ekonomi, tapi ternyata 3 persen yang diberikan Pemerintah Kabupaten Tapsel sejak pandemi,” papar Borkat, S.Sos.

Menurut politisi asal partai berlogo matahari bersinar ini, 2021 dan 2022, program yang auto pilot yakni bidang kesehatan di
Puskemas, Infra Struktur Jalan, Petanian dan Pariwisata.

“Padahal Dolly sering bicara tentang ekonomi di tahun 2021, berjanji membantu petani tapi itu semua sepertinya tidak sesuai dengan perkataannya. Hanya WTP saja yang di umumkan terus. Petani menjadi pekerjaan buruh, karena anggaran untuk petani sedikit dan ini sudah berjalan 11 tahun” Ucap Borkat S.Sos.

Ada indikasi tidak sejalan program re cover ekonomi dari pusat dan recover ekonomi di daerah Tapsel. Pemkab Tapsel dan juga dikepemimpinan Dolly Pasaribu tidak maksimal mengembangkan sektor pariwisata.

“Tidak boleh RPMJD 2022 bertentangan dengan RPJMD 2026. Dan satu lagi soal pariwisata juga belum tersentuh maksimal padahal SDA sangat mendukung bahkan memiliki danau terluas kedua di sumut, ” tegasnya.