Selasa, 16 April 2024

Kisah Urmi, Potret Tukang Botot yang Bertahan Hidup di Masa Pandemi

Redaksi - Jumat, 21 Agustus 2020 07:09 WIB
Kisah Urmi, Potret Tukang Botot yang Bertahan Hidup di Masa Pandemi

digtara.com – Di masa pandemi Covid-19, yang hingga kini melanda Indonesia bahkan warga dunia, sangat berdampak buruk pada tiap lapisan ekonomi masyarakat. Mulai dari pejabat, pengusaha, pedagang, sampai orang pinggiran berusaha keras untuk dapat bertahan hidup di tengah kesukaran yang menerpa. Potret Tukang Botot

Baca Juga:

Demikian, situasi terpuruk itu pula menghampiri hidup Urmi (45), seorang tukang botot (pengumpul barang bekas) yang sampai saat ini meratapi kehidupannya yang penuh beban. Bahkan saat dijumpai di kediamannya, tepat pada perayaan HUT ke-75 RI, tiada rasa merdeka dalam perjalanan hidupnya.

Urmi ialah ibu dari enam orang anak yang sejak 2011 telah ditinggal sang suami. Sejak itu dirinya merasa sangat terpuruk, sebab akan membesarkan anak-anaknya dengan seorang diri.

Tidak ingin terus larut dalam kepedihan, demi melihat anaknya bahagia kelak, semangatnya kian terbangun.

“Ya, saat itu aku coba sekuat mungkin terima situasi dengan lapang dada. Aku masih harus berjuang agar anakku bisa jadi orang sukses ke depan,” ucapnya dengan sedih kepada digtara.com di kediamannya, daerah jembatan di jalan Kejaksaan, Kampung Kubur, dusun Kebun Bunga, Kota Medan, Senin, 17 Agustus 2020.

Baca: Omzet Jasa Sewa Kuda Keliling Istana Maimoon Menurun Sejak Pandemi Covid-19

Pekerjaan Urmi Terpuruk Saat Pandemi

“Kalo engga korona, hasil dari botot ya lumayan. Tapi ini semua sepi, sewaan pun kosong. Rata-rata pendapatan paling Rp800.000 lah, dah di situ semua. Tapi itu lah kadang ngutang dan bantuan dari orang lain,” ungkapnya.

Urmi yang berasal dari Tanjung Balai ini, awalnya dibawa merantau orangtuanya ke Medan untuk berdagang kopi. Namun ketika kedua orangtuanya meninggal, terpaksa ia menjadi tukang botot untuk bertahan hidup.

Pandemi Covid-19 juga berimbas buruk dalam ketahanan ekonominya. Pendapatan Urmi tak dapat dihindarkan drastis menurun.

Alhasil kini dirinya cemas untuk mampu menghidupi keenam anaknya yang membutuhkan biaya pendidikan dan kehidupan sehari-hari.

“Kalau uang dari botot ini kecil bang. Udah gitu turun pula lagi. Biasanya karton dan kardus itu mau dapat 2.000 per kilogram, sekarang paling 1.100 per kilogram. Ngerilah,” ujarnya.

Sering Drop

Biasanya dulu Urmi mengambil botot dengan mengelilingi daerah Titi Kuning, Padang Bulan, Kampung Keling, dari pukul 06.00 Wib dan pulang 23.00 Wib.

Baca: Kisah Inspiratif Sarif, Kakek 65 Tahun Yang Tetap Narik Becak Meski Kaki Cacat Seumur Hidup

Ia menuturkan tidak sanggup lagi kerja sampai larut karena kondisi badan yang sering drop.

Sedangkan kalau sewa (becak barang) ada di waktu tertentu saja karena tergantung pada pesanan, mulai dari daerah Binjai hingga Belawan.

“Kalau sewa itu gak bisa kita tahu bang. Kek beberapa waktu ini mana ada sewa. Terakhir ngantar kayu paling dapat Rp100.000 ke Rp300.000 sekali antar bolak balik,” katanya.

Melihat kondisi yang sekarang, penghasilan perbulan dari botot paling Rp200.000. Sehari paling dapat Rp20.000 kadang juga engga dapat apa-apa, belum lagi biaya minta kendaraan.

Belum lagi akhir-akhir ini sering hujan jadi karton itu basah dan tidak laku. Sampai saat ini pun kerjanya dibarengi sebagai penyewa jasa antar barang dan penyapu di kompleks Millennium Busines Centre (MBC).

“Itu nyapu dari jam 07.00 WIB sampai 12.00 WIB, dapat gaji Rp300.000 per bulan. Sampai saat ini anak keempatlah yang sering bantu ibu karena kondisi tubuh yang sering sakit,” katanya.

Selama Covid-19 Urmi pun hanya mendapatkan bantuan sosial sembako sekali dari pemerintah (Juni 2020), yakni beras 20 kilogram, gula 2 kilogram melalui kelurahan.

Baca: Kisah Polisi di Sabu Raijua Mengantar Ibu dan Anak yang Ditilang ke Rumah Sakit

Selain itu Urmi juga mendapat bantuan dari PKH (Program Keluarga Harapan) 3 bulan sekali Rp400.000 dan itu biasanya dialokasikan untuk biaya buku sekolah anak-anak. [Mag-3]

Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube Digtara TV. Jangan lupa, like comment and Subscribe.

Kisah Urmi, Potret Tukang Botot yang Bertahan Hidup di Masa Pandemi

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru