Jumat, 19 April 2024

Kisah Inspiratif Sarif, Kakek 65 Tahun Yang Tetap Narik Becak Meski Kaki Cacat Seumur Hidup

Redaksi - Kamis, 13 Agustus 2020 05:27 WIB
Kisah Inspiratif Sarif, Kakek 65 Tahun Yang Tetap Narik Becak Meski Kaki Cacat Seumur Hidup

digtara.com – Pasca mengalami kecelakaan hebat ketika naik kereta api pada tahun 2007 silam, Sarif (65) harus merelakan kaki kirinya hancur dan tidak berfungsi lagi. Kisah Inspiratif Sarif

Baca Juga:

Sarif yang kini cacat permanen, tetap berusaha dan tak mau meminta-minta. Tak kenal kata menyerah, dengan menggunakan tongkat, di melaksanakan aktivitas sehari-hari, termasuk menarik becak.

Kronologisnya, ketika sang kakek menaiki kereta api dengan tujuan Rantau Prapat, Sumatera Utara (Sumut). Karena tidak ada lagi bangku kosong, akhirnya si kakek berdiri di depan WC dengan suasana cukup sesak.

“Iya, tidak ada lagi tempat duduk, saya berdiri depan WC. Lalu, saya kebelet pipis pas mau sampai ke Tebing Tinggi, saya minta turun. Selepas saya selesai dari toilet, tempat saya berdiri pun telah ditempati orang lain. Akhirnya saya diajak duduk di tangga oleh seorang pemuda yang saya kenal dalam kereta tersebut,” ungkapnya.

Karena tidak kuat lagi berdiri, akhirnya duduklah Sarif bersama seorang pemuda. Kaki mereka sandarkan pada pintu. karena sudah dini hari sekitar pukul 01.00 Wib dan suasana cukup gelap, mereka sama sekali tidak melihat ada jembatan.

“Iya gelap banget, sekitar jam 01.00 Wib malam gitu, saya tidak tahu ada jembatan, lalu kaki saya dan pemuda tersebut terkena besi jembatan,” ungkap Sarif dengan nada tegar mengenang peristiwa tersebut.

Baca: Perbaiki Rantai Becak, Warga Sergai Tewas Ditabrak Sepeda Motor

Tak Sadar

Kakek tersebut tidak menyadari sama sekali kalau kaki kirinya telah hancur, tiba-tiba dia melihat seorang pemuda disampingnya sudah bersimbah darah, dan darah itu sudah mengalir ke mana-mana.

Kisah Inspiratif Sarif, Kakek 65 Tahun Yang Tetap Narik Becak Meski Kaki Cacat Seumur Hidup
Sarif, kakek 65 tahun ketika ditemui di rumahnya di Jalan Wakaf Gg Ceria, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara. (digtara.com/mag-4)

Karena kepanikan dan kehebohan penumpang lain, dari situlah dia baru menyadari kakinya telah mengeluarkan begitu banyak darah.

“Selama dua jam lebih saya tidak mendapat pertolongan pertama, karena tidak ada rumah sakit. Akhirnya kaki saya baru ditangani pihak medis di rumah sakit Kisaran,” ungkap kakek Malang tersebut.

Setelah dirawat di rumah sakit selama 70 hari dengan mendapatkan asuransi, akhrinya Sarif diizinkan untuk pulang ke rumah.

“Selama 70 hari ditanggung asuransi. Ketika sudah pulang ke rumah, saya berobat dengan uang sendiri. Sebenarnya kaki saya mau di amputasi waktu itu, karena tidak bisa dipakai lagi, cuma istri dan anak saya melarang keras dengan dalih, yang panting saya tetap punya kaki walau tidak berfungsi lagi dan mereka merawat saya dengan penuh cinta,” ungkapnya.

Penarik Becak

Sejak masa muda Sarif sudah mencari nafkah untuk menghidupi anak istri dengan narik becak.

“Ya, saya narik dari zaman becak dayung, setelah saya kecelakaan, tiga tahun saya harus terbaring lemah di rumah dan tidak bisa melakukan apa-apa,” ucapnya.

Kisah Inspiratif Sarif, Kakek 65 Tahun Yang Tetap Narik Becak Meski Kaki Cacat Seumur Hidup
Sarif, kakek 65 tahun ketika ditemui di rumahnya di Jalan Wakaf Gg Ceria, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara. (digtara.com/mag-4)

Baca: Masih Ada Keluarga di Medan yang Hidup Tanpa WC Selama 20 Tahun

Sarif mengaku awalnya sangat terpukul dengan kejadian tersebut, karena tidak bisa bekerja dalam waktu yang cukup lama. Namun Sarif adalah sosok yang tabah, kuat dan ikhlas.

“Kalau ditanya sedih, ya pasti sedih, tetapi ini sudah kehendak Allah, jadi saya harus ikhlas,” ucapnya Tegar.

Ditemui dikediamannya di Jalan Wakaf Gg Ceria, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara, Sarif mengaku, kini ke mana-mana menggunakan tongkat.

Prinsip Hidup

Kerabat dekat Sarif, Usman(45) mengaku terkesan dengan prinsip hidup yang dipegang Sarif. Walaupun penuh dengan kekurangan, Sarif tetap bekerja keras dan tak mau meminta-minta.

“Ke mana-mana beliau pakai tongkat pasca kecelakaan itu, narik becak juga pakai tongkat, beliau tetap bekerja walau sudah cacat fisik, saya salut karena beliau tidak pernah minta-minta,” ucap Usman.

Pendapatan Sarif menarik becak hanya 25 ribu rupiah per hari. Dia sela-sela waktu luangnya, dia juga mulung untuk menambah uang belanja.

“Narik becak sekarang sepi, apalagi sudah banyak aplikasi online kan ya, kalaupun ada yang mau naik becak, itu hanya satu dua orang saja. Terlebih melihat kondisi fisik saya yang sudah cacat dan ke mana-mana bawa tongkat, mungkin penumpang segan atau merasa perjalanannya tidak aman dengan saya. Jadi saya sadar diri saja,” terang Sarif.

Baca: Pria Asal Binjai Sumut Bunuh Diri di Rel Kereta Api, Kepala dan Badan Terpisah

Kepada digtara.com, Sarif mengungkapkan curahan hatinya agar pembaca atau pemerintah kota Medan sudi kiranya menyumbangkan penyanggah kaki kepadanya.

“Rezeki adalah milik siapapun yang menjemputnya, sekalipun orang yang punya keterbatasan fisik, seperti saya,” lanjutnya.

Butuh Penyanggah Kaki

Hal yang paling dibutuhkannya saat ini adalah alat penyanggah kakinya, agar dalam melakukan aktivitas, Sarif tidak lagi membutuhkan tongkat.

“Semoga ada yang mau bantu saya, karena saya narik becak bawa tongkat, penumpang pun segan naik sama saya,” harapnya.

Sarif mengungkapkan, masih ada orang yang berbaik hati kepadanya di luar sana. Tak jarang, dirinya mendapatkan ongkos pembayaran becak yang sengaja dilebihkan oleh penumpangnya.

“Biasaya saya suka dikasih lebih, karena dilihat cacat, padahal saya tidak mau dikasihani,” ungkap Sarif. [Mag-4]

Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube Digtara TV. Jangan lupa, like comment and Subscribe.

Kisah Inspiratif Sarif, Kakek 65 Tahun Yang Tetap Narik Becak Meski Kaki Cacat Seumur Hidup

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Polisi Terima Dua Laporan Terkait Kasus Pembunuhan Mahasiswa Undana di Oesapa

Polisi Terima Dua Laporan Terkait Kasus Pembunuhan Mahasiswa Undana di Oesapa

Ayah Biadab di Sidimpuan Tega Cabuli Anak Kandungnya Sendiri Berusia 3 Tahun

Ayah Biadab di Sidimpuan Tega Cabuli Anak Kandungnya Sendiri Berusia 3 Tahun

Peduli Olah Raga, Jon Sujani Bagikan Bola Ke Tim Futsal di Sidimpuan

Peduli Olah Raga, Jon Sujani Bagikan Bola Ke Tim Futsal di Sidimpuan

Plt Bupati Langkat Ingatkan ASN Hindari Prilaku Menyimpang

Plt Bupati Langkat Ingatkan ASN Hindari Prilaku Menyimpang

Buka MTQ ke-56 Berandan Barat, Syah Afandin: Terus Tanamkan Jiwa Al Quran ke Masyarakat

Buka MTQ ke-56 Berandan Barat, Syah Afandin: Terus Tanamkan Jiwa Al Quran ke Masyarakat

Bertakziah di Kediaman Almarhum Bribda M. Fahrel Kinandung, Syah Afandin Doakan Amal Ibadahnya Diterima

Bertakziah di Kediaman Almarhum Bribda M. Fahrel Kinandung, Syah Afandin Doakan Amal Ibadahnya Diterima

Komentar
Berita Terbaru