Kamis, 28 Maret 2024

IWO Sumut: Bobby Jangan Memperkeruh Suasana Lewat Upaya Mengkotak-kotakan Wartawan

- Sabtu, 17 April 2021 06:42 WIB
IWO Sumut: Bobby Jangan Memperkeruh Suasana Lewat Upaya Mengkotak-kotakan Wartawan

digtara.com – Ikatan Wartawan Online (IWO) Sumut ikut mengomentari pengusiran wartawan oleh Satpol PP, Polisi dan Paspampres di Kantor Wali Kota Medan. Selain itu, mereka juga menyesalkan sikap Wali Kota Medan yang terkesan mengkotak-kotakan wartawan.

Baca Juga:

Ketua Pengurus Wilayah IWO Sumut Yudhistira dalam keterangan resminya mengaku tidak merasa heran dengan kejadian seperti ini. Ia memang sudah memprediksi sejak awal plus minus jika Bobby Afif Nasution naik tahta menjadi Wali Kota.

“IWO hadir disini bukan untuk memperkeruh suasana, tapi bagainana bisa mendapatkan solusi. Secara aturan, karena memang sulit dipisahkan antara Bobby sebagai Walikota Medan dan dia sebagai keluarga atau menantu Presiden. Dan dampaknya tentu bakal berimbas dengan aktivitas dia di lapangan,” ucap Yudhistira didampingi Sekretaris M Andi Yusri dalam pers release yang diterima digtara.com, Sabtu (17/4/2021).

Dengan demikian, posisi Bobby semakin rancu karena 2 posisi yang disandangnya memiliki sisi dan aturan yang berbeda dan sangat bertentangan. Jika sebagai walikota dia wajib melayani dan bebas berinteraksi dengan siapa pun. Namun Bobby sebagai menantu, ada aturan yang mengikat dari Paspampres.

“Secara hirarki ya Bobby tidak bisa membantah dan menghalang-halangi aturan Paspampres. Nah sekarang dibutuhkan kebijakan dia untuk melonggarkan aturan itu. Karena keberadaan dia di Medan sebagai Walikota, bukan sebagai keluarga besar presiden. Ini harus ada pengecualian. Toh dia berasal dari kota ini, Bobby harusnya lebih paham dengan karakter masyarakat disini yang cukup supple bergaul dan paspampres tidak perlu terlalu lebay menilai, hingga ujung-ujungnya melanggar kebebasan pers seperti yang terjadi beberapa hari lalu,” ungkapnya.

Kecam Pernyataan Danpaspampres

Pria yang akrab disapa Yudhis ini juga mengecam keras alasan Danpaspampres terkait pelarangan dan pengusiran wartawan di Balai Kota, dengan alasan tidak punya izin peliputan.

“Harus diketahui, doorstop adalah salah satu hal yang biasa dilakukan wartawan dimanapun dan terhadap siapapun calon narasumbernya. Presiden juga tau akan hal itu. Jadi rasanya penilaian yang sangat berlebihan dan mengada-ada kalau mau wawancara begitu saja harus memiliki izin,” jelas Yudhis.

“Danpaspampres kan juga tau kalau ada undang-undang yang melindungi profesi wartawan. Jangan campuri ranah wartawan dan wartawan tidak akan mencampuri ranah paspampres. Ini juga harusnya menjadi urusan Bobby, toh mereka juga bertindak atas arahan Bobby sebagai bagian keluarga presiden,” tandasnya.

Sesalkan Sikap Senior

Dalam masalah ini, Yudhistira juga sangat menyesalkan mulai terpecahnya kelompok wartawan dalam memprotes aksi pengusiran yang terjadi di Pemko Medan, setelah dipicu adanyanya sekelompok pimpinan organisasi pers yang menerima undangan buka puasa bersama Bobby.

Dikatakan Yudhis, semestinya yang senior memberi contoh yang baik dengan wartawan muda, sehingga istilah mencari kesempatan dalam konflik tidak muncul. Begitu juga dengan yang muda, semestinya bisa berfikir positif sehingga tidak muncul kecurigaan.

“Tapi etikanya memang sangat tidak pantas ada organisasi atau asosiasi yang muncul di depan objek yang menjadi sorotan di saat kekisruhan terjadi. Apalagi ini muncul di depan Bobby di saat ada rekan-rekan wartawan yang dilanggar haknya,” tegasnya.

“Dan kami dari IWO Sumut, juga meminta Bobby jangan berusaha mengkotak-kotakkan masalah ini dengan mengundang beberapa asosiasi hingga akhirnya justru semakin memperkeruh suasana. Masalah ini mudah selesai jika Bobby legowo duduk bersama khususnya dengan kawan-kawan yang tau betul dengan masalah ini untuk meminta maaf secara terbuka dan bersikaplah biasa selayaknya walikota yang selama ini mudah berinteraksi dengan wartawan. Saya rasa wartawan di Medan tak berlebihan kok permintaannya,” pungkasnya.

Seperti diberitakan digtara sebelumnya, pengusiran wartawan ini ramai dibahas setelah videonya viral. Seorang jurnalis perempuan dari sebuah media ternama dilarang untuk wawancara oleh Satpol PP kemudian polisi hingga Paspampres.

Hal ini menimbulkan gejolak di kalangan wartawan. Namun akhirnya Wali Kota Bobby Nasution mengajak beberapa organisasi untuk bertemu di Rumah Tjong A Fie, Jalan A Yani Medan pada Jumat (16/4/2021) malam.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
:
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru