Jumat, 29 Maret 2024

7 Kejanggalan Kasus Baku Tembak di Rumah Irjen Ferdy Sambo yang Timbulkan Asumsi Liar

- Sabtu, 16 Juli 2022 14:48 WIB
7 Kejanggalan Kasus Baku Tembak di Rumah Irjen Ferdy Sambo yang Timbulkan Asumsi Liar

digtara.com – Kasus baku tembak Polisi di Rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo menjadi perhatian besar saat ini. Beragam asumsi liar muncul disebabkan beragam kejanggalan yang terjadi di balik pengusutan kasus tersebut.

Baca Juga:

Merangkum berbagai sumber, ada 5 kejanggalan yang kemudian menimbulkan asumsi liar publik.

Dimulai dari soal CCTV rusak, kronologi, senjata pistol hingga kondisi Brigadir J yang tewas dalam peristiwa itu.

1. CCTV disebut Rusak

Ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat telah meminta polisi untuk membuka rekaman CCTV di rumah dinas Kadiv Propam Polri itu.

Namun, polisi memastikan tidak ada kamera CCTV yang merekam kejadian baku tembak antara brigadir J dan Bharada E.

Sebab, seluruh CCTV di rumah Kadiv Propam Polri rusak.

“Kami juga mendapatkan bahwa di rumah tersebut memang kebetulan CCTV rusak. Rusak sejak dua minggu lalu, sehingga tidak dapat kami dapatkan,” ujar Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto.

2. Decoder CCTV di komplek dicabut, kemana rekamannya?

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto mengakui anggotanya mencabut dekoder CCTV di Kompleks Polri, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.

Dekoder CCTV itu diganti sehari usai insiden baku tembak yang melibatkan dua polisi di rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, Jumat (8/7/2022).

Herdi menyebut dekoder CCTV yang diganti itu adalah yang berada di pos keamanan kompleks dan merekam kondisi lingkungan kompleks Polri.

“Dekoder CCTV lingkungan yang ada di pos (satpam),” kata Herdi Susianto saat dilansir dari Tribun Jakarta, Kamis (14/7/2022).

Budhi menyebut dekoder itu diganti agar CCTV di lingkungan tersebut dapat tetap beroperasi.

Meski begitu, dia tidak merinci jumlah dekoder maupun isi gambar yang disita polisi itu.

Lantas kemana rekaman dari dekoder yang lama?

3. Peristiwa Jumat dan baru dirilis Polisi pada Senin

Dari keterangan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, peristiwa berdarah itu terjadi pada Jumat, 8 Juli 2022 .

Akan tetapi, Polri baru membeberkan kasus itu pada Senin, 11 Juli 2022 . Ada jeda waktu tiga hari sejak kejadian hingga Polri mengungkap kasus itu.

“Benar telah terjadi (penembakan) pada hari Jumat 8 Juli 2022. Kurang lebih jam 17 atau jam 5 sore,” kata Ramadhan.

Dalam penanganannya di Mabes Polri, Rabu (13/7/2022), Ramadhan beralasan Polri lebih mengutamakan penanganan perkara itu.

“Terkait dengan rilis pada saat itu juga diposisikan adalah Hari Raya ya kan, tapi yang terpenting adalah penanganan terhadap kasus tersebut. Itu yang paling penting, cepat dalam penanganan kasus,” dikutip dari Kompas.com , Rabu (13/7/2022).

4. Brigadir J Jago Tembak kok Meleset 7 Kali

Brigadir J adalah anggota Brimob yang mendapat tugas pengamanan dan pengawalan terhadap Kadiv Propam Polri beserta istrinya.

Dia adalah penembak jitu atau sniper khusus yang biasanya di tempatkan di lokasi rawan.

Hal ini membuat keluarga bertanya-tanya kenapa 7 tembakannya meleset sementara Bharada E sampai mengenai Brigadir J lima kali.

Samuel Hutabarat ayah Brigadir J heran anaknya itu seorang sniper, penembak terlatih, pernah bertugas di Papua, tapi tujuh tembakannya meleset.

“Aneh kalau tembakan dia meleset. Dia itu ahli menembak dan pernah bertugas di Papua,” kata Samuel kepada wartawan, Selasa, 12 Juli 2022.

Namun kemampuan Bharada E yang juga adalah personel Korps Brigade Mobil (Brimob) tentu tak diragukan. Ia jadi penembak nomor satu di Resimen Pelopor.

5. Bharada E, Seorang Tamtama Bisa Pakai Pistol Glock

Kejanggalan lainnya kasus baku tembak itu terkait pistol yang digunakan Bharada E.

Polisi menyebut saat peristiwa terjadi Bharada E menggunakan pistol jenis Glock-17 sedangkan Brigadir J menggunakan pistol jenis HS-9.

Pistol Bharada E lantas menuai tanya dari Senayan. Legislator PDIP Trimedya Panjaitan mempertanyakan kepatutan pistol yang digunakan Bharada E.

“Kemudian tolong dilihat aturan Kapolri, atau apa namanya, kebiasaan, benar nggak si Bharada E dia menggunakan Glock? Pantas nggak dia pakai Glock? Benar nggak dia baru empat tahun jadi polisi?” kata Trimedya Panjaitan kepada wartawan, Kamis (14/7/2022).

Anggota Komisi III DPR ini menilai janggal akan penggunaan senjata tersebut. Menurutnya, pistol jenis itu biasa digunakan tingkat perwira. Trimedya meminta Polri memberikan penjelasan.

“Soal seperti itu, yang menurut masyarakat bagian dari kejanggalan-kejanggalan, itu yang harus dibikin terang. Nah kalau itu bisa dibikin terang tim ini, masyarakat yakin, penyelidikannya pun tuntas,” ujarnya

Lantas apa kata Polri terkait masalah tersebut?
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, tim khusus yang dibentuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo akan mendalami mendalami Bharada E bisa menggunakan pistol Glock-17.
“Itu bagian yang didalami tim. Sabar sik (dahulu) ok,” katanya.

6. Luka yang aneh di tubuh Brigadir J

Kasus baku tembak Polisi di Rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo menjadi perhatian besar saat ini. Beragam asumsi liar muncul disebabkan beragam kejanggalan
Kasus baku tembak Polisi di Rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo menjadi perhatian besar saat ini. Beragam asumsi liar muncul disebabkan beragam kejanggalan

Menurut pihak keluarga, terdapat sejumlah luka sayatan di jenazah yang diduga dari senjata tajam.

Bibi dari Brigadir J, Rohani Simanjuntak mengungkapkan, luka tembakan di tubuh Brigadir J terlihat lebih dari satu.

Luka tembak tersebut di antaranya di dada, tangan, dan leher. Bahkan, 2 ruas jari korban dilaporkan putus.

Brigadir J juga mengalami cedera senjata tajam di bagian mata, hidung, mulut, dan kaki.

Terkait luka sayatan itu, pihak kepolisian hanya mengatakan itu terjadi akibat proyektil yang ditembakkan oleh Bharada E.

“Iya, itu sayatan itu amunisi atau proyektil yang ditembakan Bharada E,” ujar Ramadhan, dikutip dari Kompas.com , Senin (11/7/2022)

7. Kronologi yang berbeda

Tim khusus Polri menggelar jumpa pers terkait tewasnya Brigadir J di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Rabu (13/7/2022) malam.

Rabu (13/7/2022), Polri sempat merilis dua keterangan pers ihwal kasus tewasnya Brigadir J, yakni pada Senin (11/7/2022) siang dan malam.

Pada Senin siang, Ramadhan mengatakan bahwa Brigadir J masuk ke rumah salah satu pejabat Mabes Polri di perumahan dinas kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Kemudian, salah seorang anggota polisi yang sedang menjaga rumah dinas tersebut, yakni Bharada E menegur Brigadir J.

Kemudian, Brigadir J mengacungkan senjata dan melakukan penembakan. Hal itu membuat Bharada E menghindar dan membalas tembakan itu.

“Ada anggota lain atas nama Bharada E menegur dan saat itu yang bersangkutan (Brigadir J) mengacungkan senjata, melakukan penembakan, dan Bharada E tentu menghindar dan membalas tembakan terhadap Brigadir J,” ujar dia.

Sedangkan dalam keterangan pers Senin malam, Ramadhan mengatakan, Brigadir J melakukan pelecehan dan menodongkan pistol ke kepala istri Irjen Ferdy Sambo di dalam kamar.

Saat istri Ferdy Sambo berteriak, Brigadir J panik dan keluar kamar.

Bharada E yang ada di lantai atas pun menanyakan soal teriakan itu. Namun Brigadir J melakukan penembakan terhadapnya.

Kemudian, aksi saling tembak terjadi sehingga menewaskan Brigadir J.

Polri menegaskan, dua kronologi itu tidak berbeda, melainkan satu kesatuan.

“Ini bukan berbeda ya, itu namanya update. Jadi yang pertama, jadi jangan di-framing berbeda, tidak ada perbedaan antara penjelasan saya yang siang hari dan malam hari,” jelas Ramadhan.

Itulah beberapa kejanggalan dalam kasus baku tembak di rumah Irjen Ferdy Sambo. (berbagai sumber)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
:
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru